Sabtu, 26 Oktober 2013

NARUTO FANFICTION

FRIENDS DAILY STORIES
CHAPTER 3

“Malam nanti ada festival kembang api. Kalian akan pergi kan?”, Naruto heboh sendiri.

“Katanya yang pergi itu mereka yang punya pasangan”, ungkap Sai.

“Memangnya kau sudah ada pasangan?”, tanya Sasuke pada Naruto.

“Kita kan berempat, jadi bisa membentuk 2 pasang muda mudi”, ucap Naruto yang lagi2 mengutarakan hal aneh.

“Bakka! Mana mungkin kami bertiga menuruti kata2mu itu,” komentar Gaara.

Di sela perbincangan mereka, tiba2 Hinata muncul dan berdiri di belakang Naruto.

“Ada perlu apa Hyuga?”, tanya Gaara yng melihat Hinata pertama kali.

“I..tu..i..tu...Naruto-kun!. Emm… Naruto-kun!”, seperti biasa Hinata selalu gugup menghadapi Naruto.

“Hah, ada apa Hinata? Bicaralah yang jelas!”, Naruto selalu tak pernah mengerti.

“I..i..ini untukmu. Kumoho terimalah!”, Hinata membungkukkan kepalanya dan memberikan selembar tiket festival malam nanti.

“I..ini untukku?. Wah! Kau baik hati sekali Hinata. Aku pasti akan pergi bersamamu”, ungkapan kegembiraan Naruto atas tiket itu yang sebenarnya tak pernah memikrkan siapapun yang memberinya, dalam hatinya asal dapat tiket itu sudah cukup. Dasar Naruto!. Walau bagaimanapun itu sukses membuat Hinata pingsan karena terlalu senang.

Setelah masalah Hinata n Naruto selesai, muncullah Sakura dan Ino. Seperti biasa, mereka memperebutkan Sasuke. Tapi, berhubung ada Sai. Masalah dapat terselesaikan dengan cepat. Sakura akan pergi dengan Sasuke sementara Ino dengan Sai.

“Pada akhirnya hanya aku yang sendiri”, bisik Gaara pelan.

“Gaara, kau bisa pergi dengan Temari kan?”, Naruto yang mencoba menghibur sahabatnya itu.

“Kau pikir aku adik yang selalu berpegangan tangan pada kakaknya?”, ungkap Gaara yang tak pernah lupa memberikan tatapan tajamnya.

“Tentu saja tidak. Hehehehe…”, Naruto selalu salah.

“Temari akan pergi dengan Shikamaru”, jelas Gaara kemudian.

“Mereka sudah berpacaran?”, tanya Naruto ingin tahu.

“Mana aku tahu, memangnya aku adik yang…”, kata Gaara yang sudah diputus lebih dulu oleh Naruto.

“Tentu kau bukan adik yang seperti itu. Kau adik yang baik, iya kan? Hehehe”, Naruto memang selalu salah.

#Bel pulang berbunyi#

4 sahabat itu berjalan bersama diiringi pasangan mereka masing2, kecuali Gaara yang sendiri.

Sampai di depan gerbang sekolah, mereka dikejutkan dengan kehadiran 2 siswi dari sekolah lain.

“Gaara-sama! Akhirnya kau muncul juga. Kami sudah menunggumu dari tadi”, kata 2 siswi yang lengkap membawa bunga mawar merah dan hitam.

“Terimalah ini!”, pinta si siswi berambut panjang.

“Jangan Gaara-sama! Terima punyaku saja!”, pinta satunya. Mereka berduapun berebut Gaara.

“Eh, kalian! Jangan bertengkar disini!”, kata Naruto yang mencoba melerai mereka berdua.

“Diam kau! Jangan ikut campur urusan kami!”, teriak keduanya tepat di telinga Naruto. Benar2 gadis2 muda yang liar.

“Yukata! Matsuri! Hentikan!’, kali ini Gaara mulai angkat bicara. Dan hanya dengan kata itu, keduanya langsung berhenti.

“Haik, Gaara-sama!”, jawab mereka kompak.

“Aku akan pergi dengan kalian berdua. Dengan syarat,jangan bertengkar lagi di dekatku. Mengerti?”, jelas Gaara syok bijaksana.

“Wakarimashita!”, jawab keduanya kompak.

“Yah..pada akhirnya Gaara yang paling tidak kesepian. Mereka brdua benar2 lebih dari apa yang sudah diharapkan”, komen Naruto.

Sasuke dan Sai hanya mengangguk-anggukkan kepala melihat Gaara yang berjalan diiringi dua gadis muda.

>>TO BE CONTINUED>>

Minggu, 20 Oktober 2013

NARUTO FANFICTION

FRIENDS DAILY STORIES


CHAPTER 2


Jam istirahat di taman belakang sekolah

Sai duduk tenang mengamati Gaara, yupz! Dia lagi sibuk nglukis wajah sahabatnya yang sebenarnya sama datarnya dengan wajahnya.

Naruto bermain catur dengan Sasuke, dan sudah berkali-kali dikalahkan dengan mudahnya.

Gaara tak bisa bergerak, hanya diam seperti instruksi yang diberikan Sai.

“Ah,,, kenapa hidup kita seperti ini terus?”, tiba2 Naruto melesatkan isi pikirannya.

“Kalau kalah mengaku saja kalah, kenapa kau harus membawa-bawa kita?,” komentar Sasuke

“Naruto, tolong jangan mengganggu konsentrasiku”, Sai ikut mencela.
Gaara hanya diam mengikuti alur.

“Eh kalian, kalau misalnya kalian sebagai seorang pria kemudian 3 lainnya di antara kita perempuan, kalian akan pilih siapa untuk dijadikan pacar?”, pertanyaan aneh yang tiba2 keluar dari mulut si kunyuk, Naruto.

“Kenapa kau menanyakan hal2 aneh seperti itu?”, tanya Sasuke.

“Perlukah kami menjawab pertanyaan bodohmu?”, Sai menambahi.

“Apa kau harus selalu terlihat bodoh?”, Gaara melengkapi pertanyaan.

‘Eh kalian! Jangan mengintimidasiku, cukup jawab saja!”, bela Naruto.

“Tidak mau!”, jawab ketiga lainnya dengan kompak.

“Ayolah! Ini hanya sebagai perbandingan saja. aku tahu masing2 di antara kalian pasti penasaran kan?. Jujur saja!”, raut wajah Naruto jelas berusaha memperdaya sahabat2nya lagi. Sementara ketiga sahabatnya sudah bisa ditebak bahwa mereka benar2 terpengaruh.

“Sou ka! Kita mulai dari Sai. Kau pilih siapa, aku, Sasuke, atau Gaara?”.

“Hmm…meskipun Naruto orangnya bodoh, ceroboh, dan tak pernah peka dengan situasi. Tapi kau orang yang selalu mempedulikan orang lain daripada dirimu sendiri. jadi aku memilihmu.” Jelas Sai panjang lebar yang sukses membuat Naruto nyengir.

“Jawaban yang sangat bagus Sai!”, puji Naruto yang sebenarnya secara tidak langsung memuji dirinya sendiri.

“Sasuke, bagaimana dengan mu?”, lanjut Naruto.

“Yang jelas aku tidak akan memilih orang bodoh sepertimu”, ungkap Sasuke.

“ah, kau tak perlu menghinaku. Aku , sebenarnya aku lebih pintar darimu.”

“Sudah jelas kau bodoh!”.

“Ya sudah! Kalau kau tak memilihku, pilih siapa?”.

“Tidak juga Sai, dia terlalu memujamu. Jadi, aku pilih Gaara. Catatan prestasi akademik dan non akademiknya bagus. Dia juga orang yang hanya berbicara hal2 yang perlu saja, tidak banyak omong sepertimu. Aku juga suka sifatnya yang misterius. Akan banyak hal menarik bisa dekat dengan orang sepertinya.”

Mendengar jawaban Sasuke, terlihat wajah kesal Naruto, Sai hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, sementara Gaara sedikit ke-GR-an + ngrasa merinding takut kalau2 Sasuke tiba2 jadi homo dan benar2 menyukainya.

“Eh Gaara, bagaimana denganmu?”.

“Kenapa aku harus menjawab pertanyaan bodoh ini? Jangan coba2 memperdayaku, Naruto!”, mata Gaara memancarkan sinar merah darah siap menembus jantung Naruto. Sukses membuat nyali Naruto mengerut.

“Kenapa lagi2 kau menatap sahabatmu sedingin itu? Kau tau kan tatapanmu yang paling mengerikan?”, jelas Sai yang emang selalu berbicara apa adanya tanpa dipikir2 dulu.

“Aku, akan memilih Naruto. Dia yang paling tidak popular diantara kita. Jadi aku tidak akan pernah merasa khawatir dia bakal selingkuh”, jawaban yang tiba2 meluncur dari mulut Gaara.

“Wah! Aku tidak menyangka kau akan memilihku”, Naruto lagi2 nyengir.

“Lalu bagaimana denganmu?”, pertanyaan tajam Gaara yang langsung ditujukan pada Naruto.

“Hehe… sebenarnya aku tidak tau harus pilih siapa. Sai, kau itu orang yang sangat perhatian padaku meskipun kadang sangat menyebalkan. Sasuke, meskipun aku selalu menganggapmu sebagai saingan tapi ikatanku denganmu paling dalam. Gaara, aku selalu salut pada kemampuanmu dan kita sudah mengalami masa sulit bersama. Selain itu, hanya kau yang bisa mengendalikanku. Jadi, aku memilih kalian bertiga.” Jelas Naruto super panjang lebar.

“Maka kami akan menghajarmu habis2an,” ketiga lainnya kompak mengutarakan komentar pedasnya.

“Sungguh, lagi2 kalian mengintimidasiku”, keluh Naruto sambil menggigiti kemeja sekolahnya.

>TO BE CONTINUED>>



Kamis, 10 Oktober 2013

NARUTO FANFICTION

FRIENDS DAILY STORIES



Characters : Naruto, Gaara, Sasuke, Sai
Genre        : Comedy

Chapter 1

                    4 siswa duduk di bangku yang berjajar di pinggir lapangan basket SMA Kyoshu. Satu orang menatap ke langit, satunya memainkan bola basket dengan jarinya, satunya lagi sibuk mengusap keringat di lehernya, dan yang terakhir meneguk air mineral sampai habis.
 “Ah.. Aoi sora! Kali ini benar2 tanpa awan”, ucap si rambut merah.
 “Apa kau tidak merasa panas menatap langit seperti itu?”, tanya siswa berwajah datar yang mengusap keringatnya tadi.
 “Aku akan balik duluan!”, sela siswa yang sedari tadi memainkan bola basket dengan jarinya.
 “Ah,,! Aku akan pulang bersamamu”, sahut siswa yang sudah menghabiskan sebotol air mineral. "Ja-nee, Gaara, Sai!”, lanjutnya.
 “Ja!”, jawab keduanya.
“Mereka berdua pergi, kamu tidak pergi Gaara?”, tanya Sai.
 “Seharusnya aku pergi dengan Naruto, tapi sepertinya dia melupakan janjinya dan malah pulang dengan Sasuke”.
 “Memangnya Naruto ada janji apa?”.
“Menraktirku ramen, aku bahkan mendapat nilai sempurna. Dia hanya mendapat nilai setengah dariku.” “Ah…itu? Taruhan kalian waktu itu ya?”.
“Ya!”, jawab Gaara singkat.
 “Kalau begitu, biar aku yang menraktirmu ramen.”
 “Tidak perlu”.
 “Memangnya kenapa? Apa karena aku bukan Naruto?”, Sai mengerutkan wajahnya.
 “Eh,,kenapa wajahmu berkerut?”.
“Ini ekspresi orang cemberut, itu tandanya aku kesal karena kau membeda-bedakan ku dengan Naruto”. “Ah..ano! aku sama sekali tak bermaksud seperti itu”.
 “Kalau begitu ayo kutraktir ramen!”, paksa Sai.
“Ba..baiklah!”, jawab Gaara agak maksa. ‘Kenapa dengan anak ini? Kepribadiannya aneh sekali,’ keluhnya dalam hati.

>>>>To be Continued>>>>>>