This is my other NARUGAA fanfiction
Genre: Romance
Pairing: Narugaa. Sasunaru, Leegaa
Warning: BL (boyxboy), yaoi, miss typo, gaje, :3
I DON'T OWN NARUTO, if I do, Sasuke will die and there must be a lot of Gaara's scenes, XD
It’s Changed (You’re not mine)
.
.
“Sudah
lama sejak kita bertemu satu sama lain. Apa ada yang berubah darimu?”.
“Tentu
saja aku semakin dewasa sekarang, kau tidak menyadarinya, huh?” canda Naruto
sambil menyikut lengan sahabatnya itu. “Eum… ngomong-ngomong kau pergi kemana
saja selama ini?” lanjutnya.
“Ceritanya
sangat panjang, tak akan cukup seharian ini untuk menceritakannya. Setidaknya
aku sudah kembali”.
“Ya….
Kembali dengan sangat tiba-tiba. Kau memang penuh kejutan, teme”.
“Kenapa?
Kau – kau tidak senang aku kembali?”
“Hmmph…..
tentu saja aku senang. Kau kan teman. Teman mana yang tidak senang melihat
kawan lamanya datang kembali, huh?
“teman,
ya?”
“Ada
apa?”
“Huh?
Aku…”
“Ah…
ada apa dengannya?”
“dengan
- nya?”
“Ah….
Kenapa dia dekat-dekat dengan si alis tebal lagi?”
Muka
Naruto terlihat sangat kesal, jarinya menunjuk-nunjuk ke arah dua orang yang
sedang berjalan beriringan. Mengikuti arah jari Naruto menunjuk, akhirnya
Sasuke mengerti siapa “dia” yang dimaksud sahabatnya yang heboh itu.
“Teme,
maaf aku harus pergi dulu. Ada urusan penting di bawah sana! Jaa!!”, teriak
Naruto yang sudah kabur dengan melambaikan tangan meninggalkan Sasuke yang
masih terpaku melihat sosok si “dia”.
“Oii..
Naruto!” dia berusaha memanggil Naruto tapi manusia yang dimaksud sudah
menghilang duluan.
.
“Oiiii….
Gaa-chan! Tunggu sebentar!”, mendengar teriakkan itu, seorang cowok berambut
merah menghentikan langkahnya.
“Ada
apa, Gaara-kun?” si cowok beralis tebal yang berdiri di sampingnya pun bertanya
“Naruto!”,
jawabnya sambil menunujk ke arah si cowok blonde yang berlari menuju mereka
berdua.
“Huh…..huh….
K-kau mau pergi kemana dengan si alis tebal, Gaa-chan?” Tanya Naruto yang masih
ngos-ngosan setelah berlarian dari atap sekolah.
“Gaara-kun
akan bergabung di klub beladiri bersamaku, ne Gaara-kun?” jelas Lee enteng,
tangannya sudah bergerak-gerak liar melilit pinggang Gaara membuat Gaara kontan
merinding.
“Jauhkan
tanganmu dari Gaa-chan KU, Lee!”, bentak Naruto, menekankan kata KU. Dia
kemudian menarik lengan Gaara dengan possessive dan menyembunyikan si cowok stoical
berambut merah itu di belakang punggungnya.
“Ah…..Naruto,
kamu sangat possessive sekali. Sepertinya semangat masa mudamu sedang membara
sekarang?”
“Kau
ingin mengajakku berkelahi di sini, ya?” teriak Naruto tepat di depan muka si
alis tebal, tangan kanannya sudah menarik krah seragam Lee.
Ketika
keduannya sudah siap bertempur dengan memasang kuda-kuda masing-masing, Gaara
mulai angkat bicara.
“Hentikan
kalian berdua! Jangan membuang-buang tenaga kalian hanya untuk mempermasalahkan
sesuatu yang tidak penting”.
“Ini
bukanlah sesuatu yang tidak penting. Semua yang menyangkut tentang Gaa-chan itu
penting buatku!”, jelas Naruto yang sukses membuat wajah Gaara merona.
“Betul,
Gaara-kun! Aku akan membuktikan bahwa aku lebih baik dari Naruto. Jadi nanti
kau punya alasan untuk meninggalkannya demi kelanjutan hubungan kita” jelas Lee
panjang lebar yang tak jelas asal usulnya tapi cukup sukses membuat Naruto
semakin menggerang layaknya ayam jago yang siap di adu.
“Sudah
cukup! Jangan bertindak seperti anak kecil!” bentak Gaara yang sudah berdiri di
tengah-tengah Naruto dan Lee. Sudah sangat siap untuk melerai pertengkaran
bodoh itu.
“Eh….
Gaa-chan! Aku kan berjuang untukmu”.
“Hai,
Gaara-kun! Aku juga berjuang untuk cinta kita”.
“Apa
yang kau katakan, Lee?” Naruto mulai mengamuk, tangannya berusaha mencakar muka
si alis tebal. Namun usahanya terhalangi oleh Gaara. Alhasil, bukannya sukses
mencakar muka Lee, kuku tajam di jari Naruto malah mencolek pipi Gaara.
“Eh…..Gaa-chan!
Apa kau tidak apa-apa?” Tanya Naruto panic melihat pipi Gaara mengeluarkan
darah sedikit.
“Gaara-kun,
daijoubu desu ka?”, teriak Lee yang ikut-ikutan panic.
Dan
mereka berdua pun mulai berebut memastikan kondisi Gaara yang sukses membuat
amarah Gaara meluap tak tertahankan lagi.
“AKU
BILANG HENTIKAAAAN!”, teriaknya disertai bunyi Guntur dan percikan kilat di
langit, sukses membuat Naruto dan Lee menelan ludahnya mati-matiannya.
“Seram!”,
bisik mereka dalam hati.
Dan
pada akhirnya perkelahian bodoh itu berakhir dengan Naruto dan Lee sujud
memohon ampun pada si panda merah.
“Lee,
ayo pergi! Latihannya pasti sudah dimulai sekarang.” Ucap Gaara yang tidak
mempedulikan dua orang yang sudah mati-matian berlutut di depannya, dia hanya
berjalan melewati mereka.
“Ah,
hai Gaara-kun!”, Lee bangkit kegirangan ketika mendengar namanya disebut dan
bukannya nama rivalnya itu.
“Eh….Gaa-chan!
Lalu bagaimana denganku? Kenapa kau jahat sekali melupakanku, ne Gaa-chan?”
rengek Naruto yang sudah melingkarkan genggaman ularnya di tangan Gaara.
“Kamu
tidak ada latihan dengan klub sepak bola hari ini?”
“Tidak-tidak!”,
kata Naruto sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka.
“Kau
mau bergabung dengan klub beladiri bersamaku?”
“Kalau
itu yang bisa kulakukan untuk melindungimu, tentu saja jawabannya iya-ttebayo!”
“Eh……
klub beladiri sudah punya terlalu bnyak anggota dan hanya akan menerima 1
anggota lagi, dan itu pastinya hanya Gaara-kun”, protes Lee yang sudah memeluk
tangan Gaara satunya.
“Bodoh
amat….. Jauhkan tanganmu dari Gaa-chan KU!” teriak Naruto yang berusaha
melepaskan tangan gatal Lee dari Gaara yang semakin mengerat. Sementara Gaara
hanya bisa menghela napas panjang harus berada di tengah-tengah makhluk astral
nan liar macam meraka berdua.
Dari
atap sekolah, sepasang mata onyx memperhatikan pertikaian bodoh itu. Tapi,
sesungguhnya kedua bola mata itu hanya tertuju pada sepasang diantara
ketiganya.
‘Kau
benar-benar sudah berubah. Dia… sepertinya sangat berharga untukmu saat ini.
Kelihatannya kehadiranku tak bernilai apapun.’ Bisiknya dalam hati.